Selasa, 01 November 2011

Pilihan Prilaku Manusia ( ideologi kapitalis, sosialis, Islami )

Perilaku manusia merupakan pilihan manusia itu sendiri yang di pengaruhi oleh pemikiran yang dimilikinya. Manusia memiliki pandangan-pandangan mengenai ideologi yang dianggap benar dan menjadikan sebagai patokan atau tolak ukur sehingga akan membentuk suatu pola pikir tertentu. Pola pikir ini yang kemudian mewarnai pola perilaku seseorang.

Seseorang yang senantiasa mengaitkan tolak ukur pemikirannya dengan ideologi kapitalis akan melahirkan pola pikir kapitalis dan jika dilakukan akan memunculkan prilaku kapitalistik. Seseorang yang senantiasa mengaitkan pemikirannya dengan ideologi sosialis akan melahirkan pola pikir sosialis dan akan mempengaruhi perilaku sosialistiknya. Begitu pula, menjadikan islam sebagai tolak ukur akan melahirkan pola pikir yang islami dan jika diamalkan akan menimbulkan pola perilaku yang islami.

Saat ini ideologi kapitalisme merupakan ideologi yang dominan di seluruh dunia dan menjadi tolak ukur perbuatan mayoritas masyarakat. Pemisahan agama dari kehidupan merupakan asas yang memunculkan ideologi ini. Ideologi ini menjadikan tolak ukur manfaat dalam segenap aktifitasnya termasuk dalam prilaku ekonomis. Ideologi ini akan membentuk seseorang menjadi prilaku yang hedonistik dan materialistik. Mereka beranggapan bahwa setiap permintaan masyarakat harus segera dipenuhi tanpa memandang halal dan haram, selama hal itu menguntungkan.

Di lain pihak, ideologi sosialisme meski telah mengalami era kehancuran, namun masih tetap diperjuangkan oleh para pengikut fanatiknya. Ideologi ini menyatakan bahwa urusan kehidupan manusia adalah mutlak hak manusia. Manusia bebas untuk menentukan aturan sendiri berdasarkan konsep demokrasi. Ideologi ini menafikan sama sekali adanya Tuhan dan menganggap agama adalah candu masyarakat. 

Islam sebagai ideologi memiliki pandangan bahwa prilaku manusia bukan dalam keadaan dipaksa mutlak dan bukan pula memiliki kebebasan mutlak. Islam memandang bahwa perilaku manusia harus senantiasa terikat dengan aturan yang diberikan oleh Sang Pencipta. Oleh karenanya, Islam mengharamkan dipergunakannya asas manfaat sebagai tolak ukur dalam perbuatan karena manfaat menurut pandangan manusia bukanlah sebuah kebenaran yang hakiki yang diajarkan oleh Allah SWT.


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More